Selasa, 20 Maret 2012

alam semesta dan Galaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Asal Usul Alam Semesta Teori yang kini banyak pendukungnya menyatakan bahwa alam semesta ini bermula dari ledakan besar (Big Bang ) sekitar 10-20 milyar tahun yang lalu. Semua materi dan energi yang kini ada di alam satu titik tak berdimensi yang berkerapatan tak terhingga. Tetapi ini jangan dibayangkan seolah-olah titik itu berada di suatu tempat di alam yang kita kenal sekarang ini. Yang benar, materi, energi dan ruang yang ditempatinya seluruhnya bervolume amat kecil, hanya satu titik tidak berdimensi. Materi pembentukan bumi pun diyakini berasal dari debu dan gas antar bintang yang berasal dari ledakan bintang di masa lalu. Jadi seisi alam ini memang berasal dari satu kesatuan. Walaupun tidak terlalu banyak pendukungnya, beberapa pakar kosmologi dan fisikawan teoritis mengungkap bahwa alam ada awalnya. Beberapa teori lain menyatakan bahwa tidak ada batas dalam waktu dan tidak ada singularitas Big Bang. Demikian juga bahwa sejak dahulu kala orang ingin menerangkan tentang alam semesta, penyelidikan antariksa sudah dikerjakan oleh bangsa Yunani Kuno, dan penyelidikan itu berkembang terus hingga sekarang dengan menggunakan peralatan dan pengetahuan yang tinggi. BAB II PEMBAHASAN 1. Pandangan Yunani Kuno Pada waktu dahulu orang Yunani mengira bahwa bumi dan langit sangat dekat, dan bumi adalah sangat kecil bila dibandingkan dengan langit itu. Mereka beranggapan bahwa bumi diatur oleh beberapa Dewa diantaranya Dewa Zeus sebagai Dewa Guntur Dan Dewa Helius sebagai Dewa matahari. Anggapan itu makin lama makin tidak diikuti oleh masyarakat, berkat pengamatan yang lebih teliti oleh orang-orang di zamannya. Pythagoras yang hidup 2500 tahun yang lalu mengatakan bahwa bumi itu seperti bola yang tanpa ujung pangkal. Sedangkan Aristoteles seorang ahli filsafat Yunani yag hidup 200 tahun setelah Pythagoras mencoba menerangkan peredaran bulan, venus, mars dan planet-planet lain. Aristoteles berpendapat bahwa diatas bumi terdapat delapan langit yang terdiri dari kristal kaca tembus cahaya. Langit, bulan yang beredar pada bumi dianggap terikat pada bumi merupakan langit terdekat. Kenudian diatasnya terdapat langit mars, langit Yupiter dan langit Saturnus. Sedangkan bintang-bintang terdapat pada langit delapan. Ptolomeus seorang ahli filsafat Yunani lain yang hidup 100 tahun setelah Aristoteles menyusun teori baru kosmos dan ia mengajarkan kepada para pengikutnya bahwa benda-benda langit itu semua beredar mengelilingi bumi pada ruang yang kosong. Kemudian teori itu diakui kebenarannya oleh Gereja Kristen 200 tahun setelah Ptolomeus meninggal di Iskandaria (Mesir). 2. Pandangan Lebih Maju di Luar Yunani Copernicus lahir di Torum Polandia (1473-1543) dia belajar astronomi di Itali, setelah bertahun-tahun menyelidiki bintang-bintang dan planet-planet, ia menarik kesimpulan bahwa hanya bulan saja yang betul-betul beredar mengelilingi Bumi, sedangkan planet-planet lain tidak, tetapi semuanya mengelilingi matahari. Copernicus waktu itu merahasiakan penemuannya karena takut di hukum. Galileo Galilei yang pada zamannya telah ditemukan teleskop, sebagai alat yang sangat penting bagi pengamatan benda-benda langit. Pada tanggal 7 Januari 1610 dengan menggunakan teleskop menemukan bahwa Yupiter bukan hanya sebuah titik kecil, melainkan sebuah bola besar dengan empat buah piringannya. Ia menemukan jalur hitam di permukaan bulan dan di duga laut atau samudra. Dia juga membenarkan teori Copernicus, karena dia menyetujui teori Copernicus, maka ia dia dihukum atau dipenjara oleh pengadilan Gereja sampai meninggal. 3. Pandangan Modern Terhadap Asal-Usul Semesta Ada dua golongan besar materi yang memperkirakan terjadinya tata surya, yaitu : 1) Tata surya berasal dari matahari yang sebagian materinya terlepas dan menjadi planet-planet serta satelit-satelit. Teori-teori terkenal yang mendukung teori ini diantaranya : a) Teori pasang surut, yang dikemukakan oleh Jeans (1901). Teori ini menyatakan bahwa ada bintang besar yang mendekati matahari, sehingga timbul efek pasang pada kabut matahari. Akibat daya tarik bintang besar tadi, sebagian massa matahari tertarik dan terlepas dari matahari yang selanjutnya mendingin dan terbentuk planet-planet dan satelit-satelit tata surya. b) Teori Bintang Kembar, yang menyatakan bahwa matahari adalah bintang kembar, kemudian satu bintang meledak dan pecahannya mendingin membentuk planet-planet dan satelit-satelit. Karena semuanya terpengaruh oleh gaya gravitasi matahari, maka planet-planet itu beredar mengelilingi matahari. 2) Tata surya berasal dari kabut asal atau Nebula, yang terdiri dari Helium dan Hidrogen. Teori ini dikenal dengan teori Nebula yang mula-mula dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Pierre de Laplace (1796). 1) Teori Nebula Kant, menyatakan bahwa diangkas berisi berbagai macam gas. Gas-gas yang massanya besar menarik gas-gas yang ada di sekelilignya. Bagian-bagian kecil itu menyatukan dirinya sehingga membentuk kabut yang besar yang selanjutnya menjadi matahari. Akibat tumbukan bola-bola gas tadi menyebabkan kabut itu menjadi panas dan berputar. Kabut itu selanjutnya mendingin yang mengakibatkan putarannya menjadi lebih cepat. Di tempat putaran yang paling cepat yaitu di khatulistiwa bola itu terlontarkan bola-bola gas yang kemudian mendingin dan membentuk planet-planet. 2) Teori Nabula Laplace, pada prinsifnya sama dengan teori yang dikemukakan oleh Kant. Laplace beranggapan bahwa sejak semula kabut-kabut itu memang telah berputar dan dalam keadaan panas. Gas yang berputar itu mulai mendingin dan mengakibatkan perputarannya bertambah cepat. Bagian kutup menjadi papat dan didaerah khatulistiwa terjadi penumpukan gas. Akibatnya berputar makin cepat disertai penyusutan maka sebagian gas pada daerah khatulistiwa itu terlepas. Gas-gas itu mendingin dan menjadi planet-planet yang berputar mengelilingi massa asalnya. Menurut teori ini, karena perputarannya maka nebula yang berputar itu menjadi pipih seperti piringan yang dikenal sebagai kabut pilin. Inti kabut pilin itu merupakan bagian yang paling panas yaitu matahari, dan bagian yang diluar mendingin sehingga berkondensasi menjadi planet-planet. Teori ini kemudian diperbaiki oleh Fred Hoyle dan Hanes Alven (1950-an) yang menjelaskan perlambatan perputaran matahari yaitu karena medan magnetig yang menghubungkan matahari dengan piringan gas yang berputar bersamanya memindahkan momen sudut putar dari matahari ke planet-planet, sehingga kecepatan perputaran planet-planet betambah sedangkan percepatan matahari sendiri berkurang. Dengan anggapan dasar bahwa hanya satu macam hukum alam yang berlaku untuk seluruh alam semesta, maka tata surya sebagai satu bagian besar, untuk mengajukan hipotesis-hipotesis yang sejalan dengan tentang terjadinya alam semesta. Dari kosmologi yang telah maju dikemukakan teori-teori tentang terjadinya alam semesta, dimana teori-teori itu dapat dikelompokkan menjadi tiga model atau teori. Ketiga-tiganya telah disepakati mengenai satu azas yang sama bahwa alam semesta itu memuai, hal ini berdasarkan pengamatan bahwa hampir semua galaksi sekarang kelihatan saling menjauh. Ketiga teori itu adalah : a. Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory) Timbulnya suatu pendapat yang mengusulkan model alam semesta yang paling sederhana, yaitu model yang dinamakan model keadaan tetap. Ahli-ahli astronomi yang mendukung teori ini diantaranya Fred Hoyle, herman Bondidan Thomas Gold. Pendukung teori keadaan tetap mengajukan model alam semesta berdasarkan prinsif kosmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam semesta sama dimanapun dan bilamanapun juga. Oleh karena itu hipotesis itu dikenal dengan Kosmologi Keadaan Tetap (Steady State Cosmology). Pengertian lain yang digunakan adalah bahwa alam semesta lebih kurang sama, bukan hanya dimana-mana tetapi juga setiap saat. Berdasarkan asumsi tersebut Bondi dan Gold menganggap segala sesuatu di alam semesta ini kelihatannya sama meskipun galaksi-galaksi saling menjauh satu dengan yang lain. Secara ringkas teori ini menyatakan bahwa tiap-tiap galaksi terbentuk (lahir), tumbuh menjadi tua dan akhirnya mati pada saat bintang-bintang yang mendukung galaksi itu berevolusi mencapai keadaan bajam putih atau disebut juga katae putih. Dengan terbentuknya materi-materi baru, maka menurut teori ini alam semesta tak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya, atau dengan kata lain tanpa awal dan tanpa akhir. Ada sanggahan bahwa materi tidak dapat di bentuk secara spontan tanpa bahan dasar, maka teori itu menyatakan tidak telalu sukar untuk membayangkan terbentuknya materi secara perlahan-lahan dan stabil. b. Teori Dentuman Besar (Big Bang Theory) Teori dentuman besar lahir dari pemikiran ahli antrofisika George Gamow, ahli fisika Amerika kelahiran Rusia, dengan beberapa rekannya seperti : Ralth Alper, Hans Bethe, dan Robert Herman. Pada akhir tahun 1940-an Gamow mengemukakan gagasan bahwa seluruh bahan dan tenaga dalam alam semesta pernah terpadu dalam satu bola raksasa. Bola yang terdiri dari neutron dan tenaga pancaran ini dinamainya “Ylem”. Menurut aliran ini ada dua massa penting yang berlangsung selama sejarah awal alam semesta. • Era radiasi dari saat alam semesta baru lahir sedetik samai sejuta tahun kemudian. • Era pendinginan dari alam semesta berumur sejuta tahun dan terus berlanjut Selama gerak memuai alam semesta yang diikuti dengan alam senyat gema sisa dentuman besar. Sisa gema itu akan tertangkap dalam bentuk radiasi bersuhu K. Era radiasi diduga mempunyai suhu sepuluh milyar derajat pada saat terbentuknya fusi Hidrogen menjadi Helium. Sebelum saat tersebut ada beberapa fase yang yang telah dilalui yaitu sejauh ilmu fisika dapat menjelaskan yang hanya mampu dikenal pada saat alam semesta berumur detik berdasarkan hasil perhitungan Planck. Dari batas dinding Planck kita memasuki masa Jiffi (sekejap) yaitu pada usia alam semesta detik. Pada masa itu jari-jari alam semesta sebesar cm dan kerapatannya kali kerapatan air. Selanjutnya memasuki era Quark dimana partikel-partikel saling bertumpang tindih dan tidak berstruktur. Masa itu diikuti dengan pembentukan hadron yang kerapatannya satu milyar ton per sentimeter kubik. Hal itu terjadi sampai sepersepuluh ribu detik pertama dengan era pembentukan lepton yang dimulai setelah usia alam semesta trilyunan kali kerapatan air. Selanjutnya masuk masa radiasi Gamow. Pada masa usia alam semesta , tahun maka suhu K. pada usia 100 juta tahun-semilyar tahun pembentukan galaksi berlangsung yaitu pada saat galaksi berupa kabut pilin yang berputar membentuk piringan raksasa dan pada usia 4,6 milyar tahun terbentuklah keluarga matahari (tata surya). c. Teori Oscilasi (Oscilation Theori) Pendapat ini juga disebut teori alam semesta berayun yang berpendirian bahwa semua materi bergerak saling menjauh dan bermula dari masa termampat. Materi itu akhirnya melambat yang pada suatu saat akan lebih lambat dari kecepatan lepas kritis, berhenti dan mulai mengkerut lagi akibat gaya gravitasi. Materi tersebut akan termampat dan meledak lagi dilanjutkan dengan pemuaian lagi. Dalam proses itu tidak ada materi yang rusak ataupun tercipta, melainkan hanya berubah tatanannya atau hanya mengalami goyangan (oscillation), dengan demikian teori itu merupakan teori yang mempertahankan bahwa alam semesta itu terhingga dan bukan tak terhingga. Berbagai teori tadi yang meramalkan tentang ukuran alam semesta terhadap waktu diperoleh gambaran grafik sebagai berikut : Penzias dan Wilson ternyata menangkap radiasi dari gelombang radio mikro yang memebuhi persyaratan untuk radiasi dari benda hitam dengan suhu K. gelombang itu rupanya dating dari segala arah seakan-akan seluruh bola langit memancarkan radiasi itu. Pengamatan lain menghasilkan ditemukannya garis CN pada spectra bintang Zeta Ophiuchi dan Zeta Persel, yang menunjukkan suatu penguraian yang mungkin dari molekul CN secara eksitasi dan menghasilkan radiasi gelombang mikro yang seolah-olah berasal dari benda hitam yang suhunya antara -K arah datangnya radiasi, ditangkap dari segala arah maka disimpilkam bahwa pusat alam semesta maupun asal-usulnya ada disekeliling kita. Pada kenyataannya berdasarkan hasil pengukuran ditunjukkan bahwa latar belakang gelombang mikro itu sama intensitasnya meskipun dideteksi dari arah yang berbeda di angkasa. B. GALAKSI-GALAKSI Bila kita memandang langit yang tidak ada bulan pada malam yang gelap dan bersih dari awan, maka disamping melihat ribuan bintang berkelap-kelip itu, kita akan melihat sebangsa awan atau kabut putih yang panjang diatas kita. Kabut itu dikenal dengan Milky Way atau kabut susu atau lebih dikenal lagi dengan Bima Sakti. Sepintas lalu kelihatannya seperti awan yang samar-samar, namun bila diperhatikan agak lama, akan tampaklah beratus-ratus kelap-kelip kecil memenuhi kabut itu, dimana itu sesungguhnya tak lain adalah bintang-bintang juga. Bima Sakti yang terdiri dari kumpulan bintang-bintang itu disebut galaksi. Kira-kira 30 Tahun yang lalu sebelum orang membuat teleskop Nouut Polmar, jumlah bintang pada Bima sakti yang dapat diamati oleh para sarjana hanya sekitar dua milyar (2.000.000.000). tetapi setelah dunia astronomi memiliki teleskop Nouut Polmar yang diameter lensanya dua ratus inchi, maka jumlah bintang yang dapat diamati di Bima Sakti ditaksir lebih dari saratus milyar (100.000.000.000). 1. Hipotesa Terjadinya Galaksi Untuk memperoleh persepektif lebih baik tentang galaksi-galaksi, terutama tentang terjadinya atau galaksi yang paling awal lahir, perlu kembali kita memperhatikan era dentuman besar yang mengambarkan asal-usul alam semesta. Pada mulanya memang terdapat kesulitan dalam mempelajari periode awal, tetapi beberapa tahun terakhir setelah dipelajari sebagian besar masalahnya, para ahli mulai mengembangkan hipotesis-hipotesis dasar pemikiran bahwa : 1. Semua galaksi berumur hampir sama, setidak-tidaknya sedikit lebih kurang dari umur alam semesta sendiri. Maka diperkirakan terbentuk dan berkembang dari materi yang dihasilkan dari peristiwa dentuman besar yang mengawali terbentuknya alam semesta. 2. Dari kenyataan hasil pengamatan bahwa galaksi-galaksi yang terbentuk, mengarahkan kita pada dugaan (asumsi) dimana telah terjadi kondisi atau sifat inhomogenitas di dalam ledakan itu atau setidak-tidaknya sifat inhomogenitas itu berkembang segera setelah dentuman besar berlangsung. • Dua pendapat yang bertentangan a. Pendapat Kelompok Chaostic Pendapat ini dikemukakan oleh kelompok sarjana kosmologi modern yakin bahwa karena ledakan itu seluruhnya porak-poranda, hancur berantakan (chaos). Tetapi secara perlahan-lahan menurut selama waktu periode yang lama sampai menjadi satu alam yang homogeny seperti keadaan sekarang. Dasar teori kelompok sarjana kosmologi adalah karena dapat mengungkap problema-problema terperici terhadap peristiwa kekacauan turbelensi tertentu. Menurut teori ini distribusi materi ini akan menghasilkan tipe alam yang kita saksikan sekarang. Disamping keunggulan pada teori ini terdapat rintangan-rintangan di dalamnya mengenai : 1) Diperlukan mekanisme yang menerangkan proses yang perlahan-lahan menenangkan kekacuan ini. 2) Sebaliknya mekanisme ini memerlukan sejumlah energi, yang seharusnya kita masih dapat menvaksinkan atau menemukan sebagian energi ini di angkasa (langit) sekarang. Untuk itu sampai sebegitu jauh kita belum mendeteksi adanya sinyal energi itu. b. Pendapat Kelompok Quiescent Pendapat ini dikemukakan oleh sekelompok sarjana kosmologi yang percaya bahwa alam sebenarnya mempunyai suatu jumlah kecil kondisi yang inhomogenis yang lambat laun berkembang membentuk galaksi-galaksi dalam suasana tidak bergerak atau diam (quiescent). Dasar teori kelompok ini adalah kita harus dan terpaksa menyebut fluktuasi (fluctuate = berubah-ubah) tentu yang sampai kinipun tidak berhasil dan tidak dapat menemukannya. Para sarjana kosmologi umumnya menanamkan flultuasi ini sebagai ketidakstabilan gravitasional. Kita hanya berspekulasi apa yang menyebabkan hal itu terjadi, tetapi sejumlah dugaan ilmiah menyebutkan diantaranya bahwa : 1) Black hole mini primordial telah tercipta pada periode ini dan hal itu berperan menimbulkan fluktuasi-fluktuasi gravitasional hebat. 2) Black hole merupakan benih-benih di mana glaksi-galaksi terbentuk disekitarnya. 3) Para ahli astronomi berpendapat bahwa quasar-quasar berada pada pusat-pusat galaksi yang kelihatan bercahaya terang. 4) Hipotesis yang paling baik tentang sifat alami quasar itu menunjukkan bahwa energi massif quasar dapat dihasilkan oleh black hole. 5) Dari dugaan-dugaan itu sangat memungkinkan bahwa teori-teori itu mempunyai dasar pegangan yang kuat. 2. Ciri-ciri Galaksi dan macamnya a. Ciri-ciri galaksi Beberapa pendapat mengatakan bahwa galaksi merupakan gabungan dari konstelasi-konstelasi bintang. Konstelasi adalah kumpulan atau gabungan dari sejumlah tata surya, dimana sebagai contoh bahwa tata surya kita berada di dalam galaksi Bima Sakti. Galaksi-galaksi itu ada yang besar dan ada yang kecil, setiap galaksi mengandung rata-rata satu milyar bintang lebih dan barang kali mengandung planet yang jumlahnya jauh lebih banyak lagi. Adapun ciri-ciri galaksi diperkirakan sebagai berikut : 1) Galaksi itu mempunyai cahaya sendiri, jadi bukan cahaya pantulan. 2) Galaksi-galaksi lainnya terlihat di luar jalur galaksi Bima Sakti, jauhnya jutaan tahun cahaya. 3) Galaksi-galaksi itu mempunyai bentuk-bentuk tertentu. 4) Jarak antar galaksi jutaan tahun cahaya. Dari pengetahuan gambar galaksi luar dapat segera dilihat bahwa sebuah galaksi mempunyai komponen pusat yang terang dan piringan yang lemah cahaya tapi berdimensi lebih luas dibanding dengan pusatnya. Namun juga sering ditemui bentuk galaksi yang berbentuk tidak beraturan. Orientasi galaksi yang acak juga memberi kesempatan manusia bisa memperoleh gambar bentuk galaksi dilihat dari berbagai sisi. Secara singkat komponen system tata bintang dapat dibagi atas : 1. Pusat atau inti Galaksi ( Bulge ) Pusat galaksi diselubungi kawasan Bulge. Bulge terdiri dari bintang raksasa atau bintang berevolusi lanjut terdistribusi hingga 3 kpc dari pusat galaksi. Bulge terbagi menjadi Bulge dalam (< 1 kpc) dan Bulge luar (1 kpc < R < 3 kpc). Bulge dalam dihuni dengan bintang raksasa merah pemancar radiasi infra merah kuat, kemungkinan berasal dari bintang yang bermassa lebih besar. Distribusi bintang pemancar IR kuat menunjukkan bintang distribusi dalam kawasan Bulge sekitar 1,3 kpc – 1,5 kpc dari pusat galaksi. Bulge luar terdiri dari bintang pemancar IR yang relative lemah. Didaerah batas antara Disk Bulge terdapat kawasan expanding-arm 3 kpc dari pusat galaksi. 2. Piringan Galaksi (Galactic Disk) Secara global materi yang terdistribusi dalam Disk atas terdiri dari bintang, debu dan gas. Melalui distribusi bintang komponen bintang penghuni Disk dibagi menjadi komponen Disk Dalam dan komponen Disk Luar. Lengan spiral galaksi merupakan pola yang berada dalam piringan galaksi, bagian dari Disk Dalam. Sekarang dikemukakan adanya komponen Spheroidal, merupakan komponen Disk Luar. Gugus bintang bola juga merupakan komponen Disk Luar. 3. Halo Galaksi Komponen Halo berada sekitar 50.000-100.000 tahun cahaya dari Pusat Galaksi (atau sekitar 15 kpc). Keberadaan Halo Galaksi tidak bisa dikenali dengan mata telanjang. Foto inframerah tidak menampakkan tanda-tanda adanya pengelompokan bintang inframerah di sekitar kawasan Halo atau Korona Galaksi. Komponen Halo dibagi menjadi komponen terang dan kelompok gelap. 4. Korona Galaksi Stabilitas kurva Galaksi mengindikasikan adanya korona galaksi. Komponen korona galaksi mungkin berupa bintang yang terlalu lemah cahayanya sehingga tidak terdeteksi dengan teleskop optic maupun teleskop inframerah. Komponen korona galaksi tersebut juga tidak terdeteksi dengan teleskop radio. Oleh karena itu timbul spekulasi bahwa penghuni korona galaksi kemungkinan adalah partikel erlementer berupa neutrino. 5. Lengan Spiral Galaksi Sekarang telah diketahui banyak piringan Galaksi (bidang galaksi terletak di dalamnya) yang mempunyai struktur lengan spiral. Secara alamiah piringan galaksi Bima Sakti juga diyakini mempunyai struktur lengan spiral. Ahli-ahli astronomi yang banyak menerangkan tentang galaksi diantaranya Edwin Hubble, Nu Mayal dan Harlow Shapley. Berdasarkan perbedaannya menurut Hubble, galaksi digolongkan sebagai berikut : 1. Galaksi Spiral atau bentuk S Galaksi ini meliputi jumlah 80% dari semua galaksi yang diketahui. Galaksi bentuk S terlihat seperti pusaran api raksasa dan mempunyai struktur yang paling teratur. Pada umumnya galaksi bentuk ini mempunyai tiga bagian yang dapat dibedakan dengan nyata yaitu : 1. Pusat Roda 2. Selubung yang membungkus pusat, terdiri dari bintang dan gugus bintang. 3. Piringan dengan lengan spiral. 2. Galaksi Elips atau bentuk E Galaksi ini meliputi jumlah 17% dari semua galaksi yang diketahui. Galaksi bentuk E terlihat lebih terang seperti bola lonjong besar yang bersinar. Jika dibandingkan dengan galaksi spiral, maka galaksi bentuk elips merupakan galaksi yang sederhana karena hanya terdiri : 1. Pusat Roda 2. Selubung yang membungkus pusat 3. Galaksi Tak Beraturan atau TB Galaksi ini meliputi jumlah kurang dari 3% dari semua galaksi yang diketahui. Galaksi TB terlihat sebagai gumpalan datar atau enggokan bintang yang semakin menebal, sebagian menipis dalam batas-batas yang tidak jelas. b. Macam-Macam Galaksi Sekarang dengan teleskop yang lebih modern lebih banyak ditemukan galaksi-galaksi di alam semesta. Galaksi-galaksi itu antara lain : 1. Galaksi Bima Sakti Galaksi Bima Sakti ditemukan pada 18 Juli 1783, oleh seorang astronom Inggris William Hershel. Galaksi Bima Sakti terdiri atas 400 milyar bintang, dengan garis tengah sekitar 130.000 tahun cahaya (1 tahun cahaya = 9.500 milyar kilometer). Galaksi Bima Sakti merupakan rumah bagi matahari kita beserta planet-planet yang mengelilinginya. 2. Galaksi Andromeda Galaksi ini menurut Hubble memiliki keganjilan antara lain : a) Pusat galaksi tidak terurai menjadi bintang-bintang terpisah. b) Gugus bulatnya empat kali lebih redup dari pada gugus bulat Bima Sakti. Keadaan lain dari galaksi ini adalah sebagai berikut : 1) Galaksi Andromeda dari bumi berjarak lebih dari dua juta tahun cahaya. 2) Spiralnya terdiri dari tujuh lengan membelit ketat dan tergores debu serta bernyala biru akibat cahaya bintang muda yang bermasa besar. 3) Intinya sangat terang dan berwarna putih, tetapi disekitarnya tampak sejumlah gugus bintang-bintang selubung yang sudah tua dan berwarna merah jambu. 4) Dua satelit Andromeda yakni NGC 205 dan NCG 221 terlihat disebelah kiri pusat Andromeda dimana disebelah kanan bawah pusat tersebut. 3. Galaksi Dolar Perak (Silvery Coin) Berupa galaksi spiral pipih NGC 233, kira-kira sejauh 13 juta tahun cahaya. Karena demikian “dekat” kecepatan majunya mengalahkan kecepatan pemuaian kosmos. Ini merupakan salah satu dari beberapa galaksi yang mendekati galaksi Bima Sakti. 4. Galaksi Roda Biru (Blue Pin Whell) M 33 Berupa galaksi spiral yang kecil dan paling dekat sehingga para astronom dengan jelas dapat melihat bintangnya, terletak kira-kira sejauh 2 juta tahun cahaya. 5. Galaksi Pusaran Air M 51 Sebagai galaksi spiral yang terlentang dan didampingi oleh pengiring yakni sebuah galaksi yang tidak teratur. Lengannya diterangi bintang maha besar. 6. Kabut magelian (Magellanic Clouds) Gugus bintang ini disebut kabut Magellan karena ditemukan oleh Magellan pada tahun 1519. Berupa galaksi-galaksi yang terletak di konstelasi Darado dan Tucana. Kabut yang terang dan besar di sebut Mangellan Besar dan yang kecil disebut Mangellan kecil. BAB III PENUTUP KESIMPULAN Alam semesta merupakan suatu ruang tanpa batas dan sangat luas. Alam semesta kira-kira terbentuk ribuan juta bersamaan dengan adanya letusan-letusan besar. Teori yang menyatakan terbentukannya alam semesta antara lain : 1) Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory), yaitu bahwa alam semesta lebih kurang sama, bukan hanya dimana-mana tetapi juga setiap saat. 2) Teori Dentuman Besar (Big Bang Theory), menurut teori ini, jagat raya terbentuk dari ledakan dahsyat yang terjadi kira-kira 13.700 juta tahun yang lalu. Akibat ledakan tersebut materi-materi dengan jumlah sangat banyak terlontar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi tersebut akhirnya membentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid, meteor, energi, dan partikel-partikel lain. 3) Teori Oscilasi (Oscilation Theori), Pendapat ini juga disebut teori alam semesta berayun yang berpendirian bahwa semua materi bergerak saling menjauh dan bermula dari masa termampat. Galaksi adalah suatu sistem bintang atau tatanan bintang-bintang. galaksi tersusun secara menggerombol dan tiap-tiap anggota galaksi memiliki gaya tarik-menarik (gravitasi). Para ahli mulai mengembangkan hipotesis-hipotesis dasar pemikiran bahwa : 1. Semua galaksi berumur hampir sama, setidak-tidaknya sedikit lebih kurang dari umur alam semesta sendiri. Maka diperkirakan terbentuk dan berkembang dari materi yang dihasilkan dari peristiwa dentuman besar yang mengawali terbentuknya alam semesta. 2. Dari kenyataan hasil pengamatan bahwa galaksi-galaksi yang terbentuk, mengarahkan kita pada dugaan (asumsi) dimana telah terjadi kondisi atau sifat inhomogenitas di dalam ledakan itu atau setidak-tidaknya sifat inhomogenitas itu berkembang segera setelah dentuman besar berlangsung. DAFTAR PUSTAKA Endarto, Danang, dkk. 2009. GEOGRAFI untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Grahadi. Stott, Carrle, 2007. Bintang dan Planet. Jakarta : Erlangga. http://langitselatan.com/2008/10/05/bahwa-alam-semesta-sudah-tua/ http://jv.wikipedia.org/wiki/Galaksi http://risalnarazinedine.blogspot.com/2008/11/galaksi-di-alam-semesta.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar